Asal Mula Pohon NAM-NAM (Sepenggal cerita Hang Tuah)

Poster Peduli Hang Tuah, 2019

Suatu masa Hang Tuah diutus oleh Sultan Malaka untuk pergi ke Mekah dan Syam/Iran. Ditengah perjalanan pada waktu beliau singah ke sebuah pulau dan melihat ada seseorang yang sedang melakukan Sholat. Setelah selesai Sholat, Hang Tuah mengucapkan salam, “Mualiukum Salam Wahai Wali Allah”, jawab Nabi Khaidir. “Hendak kemanakah Tuan ya Wali Allah”, tanya Nabi Khaidir. “Hamba hendak pergi belayar ke negeri Mekah dan Syam, namum di dalam perjalanan hati hamba resah dikarnakan hamba tidak menguasai bahasa negeri tersebut”. jawab Hang Tuah.

Maka Nabi Khaidir pun memberinya beberapa buah dan berwasiat, “jika kelak engkau sampai di negeri yang engkau tidak fasih bahasanya, maka makanlah buah ini ya Wali Allah, lalu Kau tanamlah bijinya”, pesan Nabi Khaidir. Lalu Hang Tuah menerima kurnia buah tersebut dan bertanya, “Siapakah tuan ulama ini?”, maka ulama tersebut menjawab “Hambalah Nabi Allah Khaidir yang menguasai Air Semesta ciptaan Allah”.

Jejak kaki Hang Tuah semasa berlatih silat di Kaki Gunung Bintan, 2019.

Lalu hilanglah Nabi Khaidir dari pandangan mata Hang Tuah. Setelah kejadian itu maka Hang Tuah memulai kembali pelayaranya. Maka sampailah ia ke India dan mencoba memakan buah tersebut dan benar adanya bahwa ia fasih berbahasa sebagaimana penduduk setempat hingga sampai ke Mekah dan Siam. Oleh karenanya Hang Tuah dapat menguasai 12 (dua belas) bahasa. Maka sejak itu buah tersebut di namakan Buah Nam-Nam, buah yang diwasiatkan setelah makan harus di tanam (Nam-Nam).

Menurut catatatan hikayat Hang Tuah Karangan Tun Khola, Laksamana Hang Tuah wafat dalam usia tua. Hang Tuah dimakamkan di kampong Sungai Duyung_Bentan, tepatnya dibawah Pokok/Pohon Namnam dan membelakangi Sungai Bintan. (disarikan oleh Tok Hasyim).

.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *